Lingkungan Selam

Lingkungan penyelaman

Medan Penyelaman
Mengadakan suatu kegiatan penyelaman disuatu daerah memerlukan pengenalan tehadap medan penyelaman. Untuk itu sebelumnya diadakan survei di daerah itu dengan melihat perubahan cuaca alam dengan membaca buku/daftar yang dikeluarkan BMG. Informasi dari penduduk setempatpun akan membantu survey tersebut dengan dengan demikian penyelaman aman dan nyaman.

Penyelaman Pantai
Untuk melaksanakan penyelaman pantai membutuhkan teknik entry yang harus dilaksanakan agar penyelaman dapan terlaksana dengan aman, nyaman, dan selamat. Untuk itu perlu diperhatikan keadaan pantai saat penyelaman yaitu:
Tikar alas
Peralatan selam yang disiapkan untuk penyelaman harus dihindarkan dari berbagai kotoran. Untuk itu diperlukan suatu peralatan tambahan tikar alas untuk menempatkan peralatan yang digunakan.
Alas yang diletakkan di tanah merupakan sarana yang baik untuk meletakkan tas perlengkapan dan jika terpaksa harus memakai pakaian selam di pantai pasir yang basah. Alas ini dapat berupa terpal dari bahan ringan dengan ukuran kira-kira 4 x 5 feet. Setelah selesai digunakan alat ini dapat dengan mudah dilipat dan disimpan dalam tas.  
Letakkan perlengkapan yang berat dekat dengan tepian air, tapi jauh dari garis batas pencapaian ombak, siapkanlah peralatan hingga siap pakai.
Apungan (Float).
Peralatan tambahan untuk keamanan penyelam di medan yang bergelombang adalah float yang diikat dengan tali yang dipegang penyelam. Jangan berusaha menaikinya, kecuali air sudah tenang. Teknik entry melewati garis gelombang, untuk kembali ke pantai, float harus di dorong di depan penyelam melewati garis gelombang.

Navigasi
Keterampilan bernavigasi dalam air sangat diperlukan bagi penyelam, dan merupakan bagian perencanaan penyelaman.
Bentuk Landas
Pengamatan bentuk landas di daerah penyelaman akan membantu penyelam dalam bernavigasi di dalam air.
Kerutan Pada Landas
Apabila landas yang berpasir akan terdapat kerutan pada landas, hal ini menandakan daerah tersebut dekat pantai, kerutan itu terbentuk karena arus yang menuju pantai.
Navigasi Jarak Jauh (ETA)
Untuk dapat bernavigasi di dalam air dengan jarak yang jauh diperlukan peralatan yaitu kompas. Seorang penyelam harus mahir di dalam air memakai kompas, dengan alat ini seorang penyelam dalam menuju sasaran akan lebih efektif dan efisien.
Jika menggunakan kompas sebaiknya menyelam menyusuri dasar dan terus menuju ke kedalaman. Menyusuri dasar yang landai untuk memudahkan usaha equalizing, dibandingkan menukik turun ke kedalaman dengan mengalami perubahan tekanan air dengan cepat. Mengendalikan arah di bawah air adalah hal yang amat penting, kompas digunakan untuk menentukan arah dari dan ke pantai, sehingga menghindari setiap kali muncul ke permukaan air untuk mengecek arah. Letakkan kompas di muka sedatar mungkin jika mengecek arah. Jarum kompas datar dipengaruhi oleh kumpulan logam, maka jangan menggunakan kompas terlalu dekat dengan tabung buddy. Jarak kompas tidak terpengaruh oleh logam adalah minimum 2-3 feet. Deviasi (kesalahan) kompas dapat terjadi, hal ini tergantung dari kekuatan magnetis dari jarum kompas itu sendiri. Tabung Scuba yang terbuat dari aluminium tidak mempengaruhi kompas.

Ada 3 jenis kompas yang digunak an untuk navigasi:
Dome Type
Merupakan kompas yang penunjuk arahnya menghadap terdekat kepada penyelam.
Flat atau Horizontal Type
Kompas yang mempunyai jarum petunjuk arah utara, dibac a melintasi muka kompas dan juga dilengkapi dengan "garis bidik lurus" yang digunakan untuk mengendalikan arah dengan cara mempertahankan jarum kompas tetap menunjukkan pada arah kompas yang dituju.
Kompas dengan Rotating Bezel
Jenis ini merupakan kompas yang paling efisien untuk navigasi karena dilengkapi dengan lingkaran tepi yang dapat diputar (rotating bezel). Lingkaran ini diberi tanda dan tanda ini dapat disetel sedemikian rupa hingga ditempatkan di atas jarum kompas sebagai pengendali arah. Setiap saat arah penyelaman dapat dicek dengan kompas jenis ini. Dengan memutar lingkaran tepi kompas atau membalik arah penyelaman 180o, penyelam dapat berenang kembali pada starting point semula. Sudut tubuh merupakan faktor terpenting. Berenanglah selurus mungkin jika menggunakan kompas yang dipakai di pergelangan tangan. 
Selain dengan kompas navigasi dapat dilakukan dengan melihat bentuk dasar laut.

Gelombang dan Ombak
Menyelam pada saat gelombang besar sangat membahayakan penyelam dan membuat jarak pandangan buruk. Untuk itu jangan menyelam saat gelombang besar. Bila menyelam di medan ini harus mengamati tinggi gelombang dan frekuensi ombak. Ombak yang disebabkan angin laut bergerak beralun-alun ke arah pantai. Di perairan yang dangkal ombak menjadi curam, ketinggiannya sama dengan daratan.
Rangkaian gelombang dapat terdiri dari 3-4 ombak normal yang disusul ombak yang besar. Ombak yang lebih besar ini merayap lebih jauh ke pantai dan mengalir kembali ke laut dengan daya yang lebih besar pula. Gelombang besar pertama dapat menimbulkan gelombang besar 1 atau 2. Gelombang pecah dipantai menunjukkan kedangkalan air di lokasi itu. Memilih waktu yang tepat adalah unsur terpenting dalam teknik entry medan gelombang dan ombak.
Aliran air kembali kelaut akibat dari gelombang yang memecah pantai disebut undertow, alirannya kembali kelau dengan jarak pendek dan melalui bawah gelombang yang sedang menuju pantai. Pantai yang curam memiliki undertow yang besar. Undertow dapat dengan mudah menjatuhkan penyelam yang membawa peralatan berat.

Foot Pocket Fins dengan mudah dapat terlepas di dalam undertow jika penyelam berdiri lama di garis gelombang (Surf line). Gunakanlah Heel Strap Retainer (Ikat Tumit Khusus) untuk mencegah Fins jenis ini terlepas. 

Teknik Masuk (Entry)
Daerah Berpasir
Untuk memulai penyelaman di daerah berpasir adalah dengan tenang masuk air dengan berpegangan tangan (buddy) untuk menjaga keseimbangan, jalan dengan mundur. Setelah air sedalam lutut balikkan badan, tengkurap dan bersama-sama snorkeling.
Untuk laut yang bergelombang tentukan waktu yang tepat saat masuk air, jangan berhenti di daerah garis gelombang, sekali jalan tetap jalan, masuk air diawali oleh satu penyelam dengan diawasi buddynya, memperhatikan buddy yang entry untuk dapat memberi bantuan yang diperlukan. 
Daerah Berbatu-Batu
Pemakaian boots merupakan keharusan apabila medan penyelaman berbatu, hal ini untuk menghindari terlukanya kaki dari batu tajam & renik hewan laut. Pemakaian sarung tangan diperlukan juga. Di daerah yang berbatu yang dekat dengan tepian air biasa ditumbuhi tumbuhan dan alga sehingga licin. Berhati-hatilah jika terdapat tumbuhan dikedalaman yang dangkal. Berenang lebih dahulu diatasnya, lakukan dengan santai untuk menghindari tersangkut tanaman.
   
Arus
Arus Pararel dengan Pantai
Angin yang bertiup pada suatu sudut pantai atau bertiup ke arah laut mengakibatkan air bergerak pararel menyusuri garis pantai, ini disamakan dengan pararel dengan garis pantai (longshore curcent).
Seorang penyelam harus mewaspadai arus tersebut dengan  mengusahakan selalu memakai penyelaman pada hulu arus. Dengan demikian penyelam dapat terbawa arus dengan santai, ketitik muncul (exit).
Arus Celah
Merupakan arus kencang, dan disebabkan karena terbentuk semacam celah, bagaikan sungai yang mengalir ke laut yang disebabkan balikan gelombang besar. Serta dapat disebabkan karena pantai terdapat daerah yang rendah yang membuat air kembali ke laut.
Pada daerah arus biasanya keruh/berlumpur, hindari menyelam di tempat tersebut, bila terperangkap arus ini, berenanglah pararel dengan santai hingga terasa bebas, atau membiarkan hanyut sampai terbebas dari arus tersebut. Biasanya pada jarak 100 yard arus tersebut menghilang.
Di beberapa daerah karang dan batu-batu dapat timbul arus celah alamiah (Natural Rip Current), arus tersebut timbul diantara (crevice) & formasi landas serta saluran yang menembusi karang, arus ini berubah tergantung pasang surut.
Arus Pasang
Pasang surut di daerah tertentu merupakan peranan penting terhadap arus dan kejernihan air. Biasanya pada saat pasang air akan lebih jernih. Pasang surut di belahan bumi bagian barat pergantiannya terjadi tiap 6 jam, didasarkan pada putaran bumi dan bulan.
Kira-kira setiap 2 minggu sekali yaitu saat terbit bulan berada di dekat bumi, maka terjadi perubahan lebih besar pada pasang surut, berakibat gelombang yang besar. Dalam periode sebaliknya, karena pengaruh gaya tarik-menarik bulan berkurang pada pasang surut, dinamakan pasang mati reda (neap tide) dan saat inilah terbaik untuk menyelam.

Termocline
Perbedaan suhu antara permukaan laut  dan di dalam air sangat berpengaruh terhadap tubuh penyelam. Di dalam air terdapat lapisan air yang berbeda suhunya disebut termocline. Semakin dalam menyelam akan semakin dingin, flora dan fauna berkurang untuk itu diperlukan pemilihan pakaian pelindung yang sesuai.

Teknik Keluar (Exit)
Daerah Berpasir
Ketepatan memilih waktu (timing) merupakan faktor yang penting baik untuk entry atau exit. Berenang di bawah air lebih efektif daripada snorkeling di permukaan. Perhatikan hempasan ombak dan gelombak dan selalu membiarkannya, jangan sekali-kali menentang. Setelah mendarat, secepatnya bergerak di luar batas air, bahkan lebih baik lebih jauh dari pantai karena kemungkinan gelombang yang berikut akan lebih besar datangnya dan berkemas ke tempat yang aman.
Daerah Berbatu-Batu
Tekniknya tidak jauh seperti daerah berpasir, ketenangan merupakan hal yang menentukan. Ikuti hempasan dan bertahan dengan berpegang apa saja di dasar laut (bottom holding), untuk menunggu saat exit yang tepat.

Penyelaman Tengah Laut
Kondisi di tengah laut berbeda dengan pantai, ombaknya cenderung merata dan tidak bergerak ke arah tertentu saja. Dasarnya cukup dalam sehingga bisa membuat penyelam lebih mudah melakukan entry.
Boat
Perahu merupakan kebutuhan mutlak dalam penyelaman di tengah laut karena kondisi medan jauh dari daratan.
Teknik Entry
Timing merupakan faktor utama untuk entry. Perhatikan arah gelombang dan pergerakan kapal sebelum entry. Jangan ragu-ragu waktu masuk ke dalam air. Caranya akan dibahas di teknik scuba diving. 
Teknik Exit
Timing juga merupakan faktor utama. Yang harus diperhatikan adalah arus gelombang yang dapat mempengaruhi bergeraknya penyelam dan boat. Untuk itu penyelam harus mendekati boat dan kemudian berusaha mencapainya. Jangan melewati daerah belakang boat karena baling-baling kapal cukup tajam. Caranya akan dibahas di teknik scuba diving.

Penyelaman Air Tawar
Berbeda dengan air laut, air tawar memberikan gaya apung lebih sedikit sehingga penyelam harus menyesuaikan boyancy. Jika di danau yang tidak terlalu luas, biasanya jarang terdapat gelombang. Sungai yang alirannya deras sangat berbahaya dan memerlukan peralatan dan teknik selam khusus. Arus sungai yang tidak berbatu biasanya paling kuat di daerah tengah, sehingga penyelam rawan terbawa arus. 
Boat
Tergantung kondisi perairan, semakin jauh dari daratan maka sebaiknya gunakan boat.
Teknik Entry
Jika medan penyelaman berupa danau teknik entry bisa sama dengan penyelaman tengah laut bila penyelaman langsung dilakukan di tengah. Jika dimulai dari tepi bisa sama dengan di daerah pantai. Pada sungai dengan arus deras harus dilakukan secara perlahan, yang paling baik melalui daerah pinggir karena arus cenderung pelan.   
Teknik Exit
Sangat sulit jika terkena arus di sungai. Tapi jika memakai peralatan khusus seperti tali pemandu akan lebih mudah. Jangan berusaha melawan arus, tapi berusaha bergerak ke arah tepi sehingga mudah keluar dari dalam air.

Cuaca Penyelaman
Demi keselamatan penyelaman, maka penyelam harus mengetahui kondisi dan ramalan cuaca yang akan terjadi pada saat penyelaman. Untuk di Indonesia, situs BMG menyediakan data-data mengenai cuaca di beberapa kota. Bisa juga menghubungi penduduk lokal setempat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca yaitu sinar matahari, komposisi atmosfer terutama penguapan air, dan topografi daratan.

Awan
Awan terbentuk dari penguapan air dan terkumpul di atmosfer. Kabut merupakan jenis awan yang paling rendah.
Setiap penyelam harus mengetahui jenis-jenis awan karena masing-masing jenis menggambarkan keadaan cuaca. Awan terbagi menjadi empat berdasarkan tinggi, bentuk, dan prespitasi (terbentuknya butir air).
  1. High clouds. Yaitu awan yang tinggi dimana terbentuk diatas 6000 m (20000 feet) dinamakan cirrus. Karena suhu diatas sangat dingin, air yang ada di awan biasanya berbentuk es. Ada 3 bentuknya yaitu cirrus yaitu cirrus, cirrocumulus, dan cirrostratus. Bentuknya tipis.
  2. Middle clouds. Terletak di ketinggian 2000-7000 m (6500 -25000 feet).  Mempunyai prefiks alto-. Bentuknya yaitu altocumulus dan altostratus.
  3. Low clouds. Terletak di ketinggian dibawah 2000 m (6500 feet). Karena letaknya rendah, maka air dalam awan ini dalam bentuk butiran-butiran, tapi jika cuaca sangat dingin dapat terbentuk es dan salju. Mempunyai prefiks strato- atau suffiks ?stratus. Terdiri dari nimbostratus, stratocumulus, dan stratus.
Ada juga awan yang berkembang secara vertikal, dari ketinggian rendah sampai tinggi (500-18200 m [1600-60000 feet]) yang disebut kumulus. Awan kumulus ini berkembang dari mulai cumulus congestus, sampai dengan yang paling besar yaitu cumulonimbus.
Awan yang mempunyai prefiks nimbo- atau suffiks ?nimbus berarti awan itu berkaitan dengan presipitasi yang dapat mendatangkan hujan. Yang dapat menyebabkan badai besar yaitu awan cumulonimbus.

Berikut ini beberapa tips cuaca dengan melihat awan dan angin:
  • Langit biru dengan awan cirrus, dengan awan kumulus kecil-kecil, angin lambat sampai sedang, dan awan terlihat tetap dan sedikit turun menandakan cuaca yang bagus.
  • Tumpukan awan rendah (cirrus diikuti cirrostratus, altostratus, dan nimbostratus), suhu meningkat, disertai angin yang berhembus dari tenggara atau selatan, dan awan kemudian terlihat naik, menandakan badai/hujan.
  • Awan kumulus kongestus, yang kemudian bergabung menjadi kumulonimbus, dan disertai dengan angin dingin, maka ini menandakan badai yang besar.
Angin
Angin merupakan pergerakan udara yang bergerak dari tempat tekanan tinggi ke tekanan rendah. Tempat dengan tekanan tinggi biasanya bersuhu dingin, begitu pula sebaliknya.
Di pantai terdapat dua arah angin yang gerakannya menetap. 

Pada siang hari, daratan lebih cepat panas daripada air sehingga diatas daratan tekanan udara cenderung negatif, maka udara bergerak dari lautan ke darat sehingga disebut angin laut.
Pada malam hari, laut lambat mengeluarkan panas daripada daratan. Diatas laut tekanan udara cenderung negatif, sehingga udara mengalir dari darat ke laut sehingga disebut angin darat.
Bagi penyelam hal ini sangat penting terutama saat menggunakan perahu layar atau saat survival.

Badai 
Badai yang terjadi tengah laut, dapat berakibat lautan mengganas, untuk itu waspadailah terhadap cuaca di daerah penyelaman tersebut. Ciri-ciri akan terjadi badai adalah adanya awan cumulonimbus yang besar dan bergerak ke arah kita.


Flora dan Fauna Laut
Sekitar 2/3 luas bumi adalah laut. Laut memiliki kedalaman rata-rata 3 km. Yang paling dalam adalah laut barat samudra pasifik dengan kedalaman 11 km. 
Air laut memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang berbeda denga air tawar. Ini dikarenakan berbedanya komposisi zat di dalam air. Garam dalam air laut sekitar 3.2%- 3.5%.

Berdasarkan tembus tidaknya cahaya matahari, laut dibagi menjadi dua zona. Zona fotik yang masih dapat ditembus cahaya dan fotosintesis masih dapat terjadi. Zona fotik biasanya hanya beberapa ratus meter dari permukaan. Zona yang tidak tembus cahaya di sebut zona afotik (abissal). 
Para ahli ekologi membagi laut menjadi tiga zona berdasarkan dengan lempeng benua menjadi:
Zona Intertidal
Yaitu bagian pasang surut, dimana bagian ini secara periodik terisi oleh air pada saat pasang. Biasanya pada pesisir pantai. Organisme yang sering terdapat pada zona ini biasanya alga, anemon laut, kepiting, kerang, ikan kecil, bulu babi dan bintang laut. 
Zona Neritik
Dari zona intertidal ke lempeng benua disebut zona neritik. Zona neritik ini kaya dengan plankton (mikrorganisme yang mengapung dan terbawa arus). Pada bagian ini banyak terdapat terumbu karang. Pada bagian ini terdapat berbagai jenis ikan, penyu, anemon, dll.
Zona Samudra
Merupakan samudra yang dalam dan luas. Walaupun diatasnya masih tertembus cahaya matahari namun kadar nutrisi bagi mahkluk hidup sangat rendah. Namun karena sangat luas, maka produktivitas sangat tinggi dibanding zona neritik. Pada permukaanya terdapat plankton. Ikan di zona ini biasanya besar seperti paus.

Berdasarkan dekat tidaknya dasar laut maka laut dibagi menjadi:
Zona Bentik
Merupakan bagian dasar laut, biasanya berupa lumpur yang tebal yang terdiri dari partikel halus yang berkumpul. Pada laut dalam zona ini bertekanan tinggi, gelap dan sangat dingin. Pada laut yang tidak dalam dihuni oleh binatang yang tidak dapat bergerak ke permukaan seperti kepiting, siput, kerang, dan cacing laut.
Zona Pelagik
Zona pelagik yaitu daerah yang terletak antara zona bentik dan permukaan. Pada permukaan terdapat plankton dan di dalamnya terdapat hewan yang dapat bergerak bebas di dalam air seperti ikan, penyu, cumi-cumi, dan mamalia laut.

Mikroba Laut
Air laut memberikan lingkungan yang menyediakan garam untuk mikroba. Air yang dangkal dan bergerak memberikan nutrisi yang banyak bagi mikroba daripada laut terbuka. Sedangkan di laut terbuka, konsentrasi mikroba terbanyak di bagian termocline. Mikroba di laut banyak terdapat di permukaan dan di bagian dasar, terutama pada bagian berlumpur. Sinar matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan. 

Berikut ini beberapa mikroba yang berbahaya yang ada di laut:
Mycobacterium marinum
Merupakan penyebab tuberkulosis kulit pada orang yang terpapar di kulit. Menyukai sinar matahari dan tumbuh optimal pada suhu 32 oC. Setelah menempel di kulit akan menyebabkan luka setelah 2-8 minggu.
Golongan Pseudomonas
Biasanya menginfeksi luka sehingga luka bernanah dan berbau busuk. Luka yang terinfeksi biasanya luka tertutup dan dasar lukanya jauh dari udara seperti luka tusukan.
Genus Vibrio
Dapat menyebabkan sakit pada saluran pencernaan dan infeksi luka terutama pada orang dengan ketahanan tubuh kurang. Pada saluran pencernaan biasanya terjadi karena memakan ikan, kerang, udang yang sudah terkontaminasi dengan bakteri ini. 

Yang harus di perhatikan pada penyelam adalah jika terdapat luka pada bagian tubuh harus dijaga kebersihannya, lebih baik jangan menyelam jika luka sangat lebar/dalam. Jika sesudah menyelam luka bertambah sakit segera ke dokter. Hindari menyelam di air laut yang banyak polusi.

Flora Laut yang Berbahaya
Ganggang laut dapat menyebabkan iritasi kulit apabila kita memegang atau terkena di kulit tubuh. Ada sekitar 25000 jenis ganggang. Bentuk, warna, dan ukuran bermacam-macam. Ada yang hanya satu sel (seperti diatom 1 ¥ìm) sampai dalam bentuk tanaman (100 m). Ganggang sangat adaptif terhadap lingkungan. Walaupun cahaya matahari hanya dapat tembus sampai kedalaman 900 feet, tapi ganggang laut dapat ditemukan sampai kedalaman 12000 feet.

Berikut ini jenis ganggang yang dapat menyebabkan masalah pada tubuh manusia:
Microcoleus lyngbyaceus
Merupakan ganggang hijau biru, yang mempunyai toksin lyngbyatoxin A. Yang beracun biasanya berwarna hijau gelap, dan mempenyai benang-benang halus. Ganggang ini terdapat di samudra pasifik, india, dan laut karibia. Penyelam biasanya terkena ini pada saat menyelam di air yang telah dicemari ganggang ini kemudian tidak melepaskan bajunya dalam waktu lama. Biasanya akan timbul gatal-gatal dan kemerahan di sekitar kulit dan melepuh.
Pencegahannya yaitu dengan selalu mencuci tubuh, pakaian selam, dan peralatan yang kontak dengan kulit menggunakan air sabun. Hindari penyelaman jika terdapat ganggang ini.
Sargassum natans
Sebenarnya tidak berbahaya, namun bisa menimbulkan reaksi alergi berupa gatal-gatal dan kemerahan pada kulit jika menempel cukup lama.

Fauna Laut yang Menyengat (Berbisa)
Jenis binatang ini cukup banyak jumlahnya dan bila menyengat akan mengeluarkan bisa. Bentuknya ada yang kecil dan transparan sehingga tidak terlihat di air. Akibat yang ditimbulkan oleh binatang ini dari ringan sampai pada kematian, diantaranya adalah:

Ubur-Ubur
Banyak jenis ubur-ubur yang terdapat di laut tapi jenis yang berbahaya adalah Sea Wasp (Chironex fleckeri), bentuknya mempunyai sungut panjang dan tidak hampir tak terlihat dalam air. Ubur-ubur ini karnivora dengan diameter 2-30 cm dan banyak terdapat di air dangkal. Musim banyak ubur berkisar antara 1 Oktober- 31 Mei. Banyak terdapat di Indonesia, Malaysia dan Australia Utara. Bila menyentuh korban akan mengeluarkan sengatan berbisa.  Merupakan hewan yang rapuh dan fotosensitif sehingga jika cahaya terang akan tenggelam. Biasanya muncul pada pagi, sore dan malam hari. Bergerak aktif dengan pelan dengan kecepatan 2 knot. Ubur-ubur dewasa mempunyai 15-60 tentakel.

Pencegahannya adalah jangan melakukan penyelaman di musim binatang ini banyak terdapat. Pemakaian pakaian selam dapat mencegah dari sengatan Sea Wasp dan sekarang masih diteliti vaksin agar dapat kebal terhadap sengatan.

Portugese Man of War
Jenis ubur-ubur lain yang berbahaya adalah Potugese Man of  War (Physalia physalis) dan banyak terdapat di daerah tropis. Bentuknya terdapat apungan yang berisi gas (nitrogen dan karbon monoksida) yang berwarna kebiru-biruan serta diatasnya terdapat semacam jambul menyerupai layar, belalainya dapat mencapai 15 meter.
Binatang ini adalah jenis yang mengapung dan hanyut mengikuti arus air ataupun angin yang berhembus. Walaupun binatang ini mirip ubur-ubur namun dikelompokkan sebagai Hydrozoid yang sama dengan karang api. Karena sengatannya hebat maka hindari melihat binatang ini.

Pengobatan dari 2 jenis ubur-ubur tersebut adalah:
  • Bersihkan dengan air laut, jangan menggunakan air tawar.Hindari korban dari bahaya berikutnya, misalnya berusaha melepas tentakel yang melekat.
  • Tuangkan spritus, alkohol, atau cuka di tempat yang tersengat atau seluru bagian yang terkena. Ambil tentakel yang tertinggal dengan memakai tangan yang dilapisi sarung. Bisa juga mengunakan bedak, debu, gula, dsb. Jangan mengenai bagian yang lain karena masih dapat mengeluarkan bisa. Jangan menggunakan handuk dan pakaian.
  • Bila penderita pingsan lakukan tindakan resusitasi.
  • Cepat evakuasi ke layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan suntikan venom

Gurita (Octopus) dan Cumi-cumi
Biasanya tidak berbahaya. Binatang ini banyak terdapat di celah-celah karang di tepi pantai, mempunyai sifat ingin tahu tetapi tidak bahaya. Bila diganggu akan megeluarkan cincin yang berwarna biru pada permukaanya dan dapat melukai karena gigitan serta mengeluarkan racun yang mengakibatkan kelumpuhan. Hindari mengusik gurita.
Gigitan biasanya terjadi pada tangan atau lengan. Pengibatan karena tersengat binatang ini maka adakan pemasangan torniquet lebar dan cari tempat gigitan dan sayat tempat tersebut. Hindari memegang binatang ini tanpa bantuan alat. Bila kesulitan bernapas lakukan pernapasan buatan. Selama 16-12 jam biasanya korban akan sembuh.
Hindari memegang gurita kecil tanpa sarung tangan. Jangan memegang atau memberi tumpangan pada gurita di lengan, bahu, atau di belakang.

Kerang Beracun (Cone Shell)/Kerang Batik Kerucut
Ada sekitar 300 jenis kerang beracun. Kebanyakan merupakan karnivora. Bila menemukan kerang tersebut biasanya tertarik untuk mengambilnya, banyak dari jenis kerang ini berbentuk indah dan menarik. Bila memegang hindari persentuhan dengan bagian yang lunak karena rumah kerang terdapat binatang yang mengeluarkan racun dengan alat pengeluar racun.
Biasanya tersengat di tangan atau kaki. Lukanya seperti luka tersengat tawon, diikuti rasa sakit seperti terbakar. Gejala tersengat kerang hanya 6 jam, bila pada jangka waktu tersebut tidak ada kelainan maka korban akan sembuh. Permulaannya merasakan tebal dan tertusuk-tusuk, sering terjadi kelumpuhan otot lokal bahkan bisa meluas ke organ-organ yang penting dan terhentinya pernapasan serta meninggal.
Pengobatannya adalah dengan membatasi penyebaran racun/bisa di dalam darah dengan memasang torniquet antara luka dan tubuh, kemudian sayat di daerah luka untuk mengeluarkan bisanya. Lakukan tindakan resusitasi jika penderita pingsan.
Hindari memegang kerang tanpa sarung tangan khusus/dilapisi metal. Jika ada bagian kerang keluar lebih baik jangan dipegang. Jika kerang harus dibawa, pegang di bagian belakang yang keras dan masukkan dalam toples. Jangan masukkan ke dalam kantong pakaian, kantong wet suit atau kantong BC.

Ular Laut
Ular laut banyak terdapat di daerah tropis dan panas yaitu Samudara India dan Samudra Pasifik, dari Asia Selatan, kepulauan Indonesia dan Malaysia. Panjang rata-rata 0,9- 1,2 m tapi dapat mencapai 2,7 m. Dengan satu paru, ular ini dapat menyelam 100 m dan menahan napas selam 2 jam. Bedanya dengan belut laut yaitu dengan adanya sisik pada kulitnya. Ular laut sangat jinak dan melarikan diri jika didekati, namun jika memegangnya akan berakibat fatal. Pada musim kawin, ular jantan akan mengganas.
Walaupun sangat beracun ular laut jarang mematikan. Serangan ular laut semacam penyelidikan dari ular tersebut. Serangan yang menggigit jarang terjadi. Gigitan ular dapat terjadi pada saat kita memegangnya atau pada saat menginjak ular di dalam air.
Gejala terjadi dalam waktu 20 menit sampai beberapa jam setelah gigitan terjadi, sering terjadi kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan kontaraksi otot disertai disertai kelemahan, kelumpuhan otot menyebar ke tubuh yang menyebabkan sukar bernapas. Jika bisa, ular laut yang menggigit ditangkap untuk diidentifikasi jika tidak diketahui jenisnya.

Pengobatan sama dengan tersengat kerang beracun. Untuk mencegah pakai pakaian selam dan bila menjumpainya jangan panik. Hindari daerah yang terdapat ular lautnya.

Ulat Bulu Laut
Sebenarnya adalah golongan cacing laut yang bersegmen (Annelida). Bentuknya seperti ulat dan berada di dasar laut bergerak merayap. Terdapat pada zona tidal sampai kedalaman 5000 m. Mempunyai kaki semu, dan diatasnya terdapat duri-duri halus yang akan dilepaskan sebagai pertahanan diri. Bila bulu halus menembus kulit maka susah untuk dilepaskan.
Gejala terkena sengatan tusukan adalah rasa panas, kemudian tempat yang terkena berwarna merah, dan terasa gatal disertai bengkak. Biasanya terkena pada tangan dan kaki.
Jika terkena, segera naik dan jangan panik. Jangan pernah menggaruk karena akan menyebabkan duri patah dan susah diambil. Bila ingin melepaskan gunakan pinset.
Hati-hati memegang karang dan dasar laut. Jangan pernah memegang walaupun menggunakan sarung tangan.

Ikan Batu (Stone Fish)
Ikan batu adalah ikan ajaib yang dapat menyamar menyerupai karang, tulang belakangnya keras dapat menyuntikkan racun hingga menembus kulit korban. Hidup di daerah berkarang. 

Gejala umumnya berupa nyeri hebat di sekitar luka, peradangan pada jaringan serta shock atau gangguan pernapasan. Koma dan kematian dapat terjadi, tapi jarang.
Pengobatannya adalah dengan memasang ligatur lebar di atas luka, rasa sakit dapat dikurangi dengan menyuntikan zat anastesi lokal pada sekitar kulit yang luka, bila tidak ada obat tersebut rendam seluruh anggota yang luka dalam air hangat (45 oC) selama 30 menit.
Jangan memegang ikan batu dan memakai sepatu. Berhati-hati jika menyentuh karang.
Scorpion, Zebra, Lion Fish
Zebra (lion) fish adalah ikan yang indah dan biasanya berada di dekat karang dan biasa berenang berpasangan atau sendiri. 
Scorpion fish hidup di air dangkal dalam karang, jarang bergerak, bersembunyi dalam karang, lumpur atau pasir. Pada kulitnya sering ditumbuhi alga dan dapat tumbuh 15-20 cm.
Sengatan biasanya terjadi pada saat berjalan di dalam air atau pada saat memegang ikan. Sengatan lionfish lebih ringan dibandingkan scorpion fish. Yang paling parah adalah sengatan ikan batu. 

Jika terkena duri, gejala hampir sama dengan terkena sengatan ikan batu namun lebih ringan. Bersihkan bekas duri yang melekat dengan pingset, cuci dengan air bersih dan dikompres dengan air hangat.
Hati-hati berdiri di karang, jangan memegang karang jika air laut sangat keruh. Pastikan yang apa yang kita pegang sebelum memegangnya. Jangan memegang ikan yang berduri.

Bulu Babi
Berbentuk telur bulat dan dikelilingi duri. Bulu babi terdapat pada gugusan karang, celah karang dan bebatuan. Merupakan hewan nokturnal omnivora biasanya memakan alga dan koral, dan dapat ditemukan di dekat pantai sampai kedalaman. Beberapa spesies mempunyai gonad yang enak dimakan. 
  
Pada umumnya jenis bulu babi yang di pantai mempunyai duri yang mudah patah, bila menusuk penyelam duri yang patah terbenam di kulit. Biasanya terjadi pada saat penyelam sedang berjalan/ berdiri di malam hari saat penyelaman malam. Dapat juga terjadi saat mencoba memegang.
Pada saat tertusuk akan terasa sakit dengan rasa terbakar, kemudian diikuti dengan sakit pada otot sekitar, kemerahan dan bengkak.
Pengobatan tertusuk bulu babi dapat dikeluarkan durinya dengan penjepit (pinset), kemudian oleskan antiseptik jika duri tidak dapat dikeluarkan maka hancurkan durinya dengan memukulkan benda/batu di tempat yang luka dan biasanya duri akan melarut dengan sendirinya.
Hati-hati melewati perairan yang banyak bulu babi. Jangan berusaha memegang.

Ikan Pari (Sting Ray)
Terdapat pada daerah tropis, subtropis, dan perairan yang hangat. Biasanya pada daerah yang dangkal dan berpasir, muara sungai, dan pantai, tapi dapat juga masuk ke dalam air payau bahkan air tawar. Walaupun terdapat pada kedalaman air  dangkal, satu spesies ray yang hidup di laut dalam telah ditemukan. Binatang ini mempunyai duri cambuk yang bergerigi, duri itu mempunyai racun dan bisa dan durinya tersebunyi di dalam sangkur berwarna coklat dan merupakan pertahanan dirinya. Durinya dapat menembus wetsuit, boot, bahkan perahu kayu. 
Sengatan biasanya terjadi pada saat memegang, bersinggungan, atau sedang berjalan di air dangkal. Pada saat tertusuk akan menimbulkan luka tusukan, rasa sakit dan pendarahan. Rasa sakit akan naik keatas dan memuncak 30-90 menit dan bertahan sampai 48 jam.
Gejala lain yaitu mual, muntah, banyak berkeringat, diare, dan shock akibat kekurangan darah. Dapat juga terjadi lumpuh otot karena rasa sakit yang dialami.

Pengobatan akibat tertusuk duri ikan pari adalah mencuci luka dengan air, keluarkan durinya/bagian sangkur yang tertinggal di luka. Berikan kompres hangat > 50 oC di atas luka selama 30-90 menit atau berikan balsem karena panas menghancurkan bisanya. Segera ke layanan kesehatan terdekat.
Bila melewati daerah yang terdapat ikan pari, berjalanlah sambil menggeserkan fins/kaki. Gelombang tekanan dari getaran kaki akan mengusirnya dan cara berjalan ini dinamakan The Sting Ray Shuffel.

Karang Api
Ada sekitar 5000 jenis karang. Yang dapat menyengat salah satunya karang api. Beberapa karang lain dapat menyebabkan alergi pada kulit dengan gejala yang timbul lama setelah memegang karang. Karang api berwarna merah kecoklat-coklatan dan dapat ditemukan sampai kedalaman 1000 m.

Bila terkena sentuhan maka akan merasakan seperti terkena api. Biasanya untuk bagian telapak tangan/kaki tidak begitu terpengaruh terhadap karang tersebut. Bagian yang tersengat karang api akan berbentuk putih menggelembung seperti terkena api dan akan sembuh sendiri sekitar 2-3 minggu lamanya dan menimbulkan bekas luka.
Identifikasi setiap karang yang akan di pegang. Karang yang boleh dipegang adalah karang masif (padat). Jangan memegang karang yang berongga-rongga, walaupun tidak berbisa dapat tajam dan melukai tubuh.
Bintang Laut
Berbentuk bintang yang dilapisi tanduk-tanduk. Bergerak dengan lengan. Mulut berada di bawah dan memakan bulu babi, kerang beracun, karang dan cacing. Hanya sedikit bintang laut yang berbisa.
Hindari memegang bintang laut tanpa sarung tangan dan jangan memegang bintang laut yang berduri tajam.

Timun Laut (Teripang)
Bentuk seperti cacing, biasanya terletak di dasar pantai, merupakan makanan pemakan sisa-sisa. Dinding tubuhnya dilapisi oleh holoturin. Holoturin banyak terkonsentrasi sungut di bagian anus dan dikeluarkan sebagai pertahanan. Beberapa jenis lain memakan tentakel ubur-ubur sehingga dapat mengeluarkan bisa ubur-ubur.

Bila terkena sungut akan terjadi hal yang sama dengan karang api, awalnya akan tampak kemerah-merahan dan sakit. Jangan pernah memegang tanpa sarung tangan, lebih baik hindari memegang. Bila mengenai mata cepat bersihkan dengan air mengalir, jika terasa sakit maka segera ke dokter.

Fauna Laut yang Menyebabkan Keracunan
Binatang jenis beracun sangat sedikit jumlahnya, tetapi dapat menimbulkan kematian dan menimbulkan ancaman bagi manusia yang memakannya. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memakan sesuatu dari laut bila belum yakin benar bahwa makanan tersebut boleh dimakan dengan bertanya  kepada penduduk. Jangan pernah memakan langsung/mentah.

Ikan Buntal
Ikan ini sering menimbulkan korban bagi yang belum mengetahui. Sebenarnya dapat dimakan asalkan ditangani dengan memperhatikan empedu dari ikan buntal tersebut apakah sudah pecah. Karena empedu ikan ini mengandung racun yang dapat menyebar ke seluruh tubuh bila memakan ikan buntal yang pecah empedunya.
Racun ini berasal dari makanan ikan buntal yaitu alga yang dilapisi bakteri Alteromonas sp. Racun ini kemudian terkumpul di hati yang dikeluarkan melalui empedu dan gonad. Buntal betina lebih beracun dari yang jantan.
Racunnya disebut tetrodotoxin, merupakan racun yang bekerja pada saraf tubuh manusia. Gejalanya timbul 10 menit sampai 4 jam, tetapi biasanya 30 menit. Kematian bisa terjadi dalam 17 menit. Keparahannya tergantung dari jumlah yang dimakan dan variasi individu.
Gejala awal biasanya kelumpuhan otot sekitar mulut dan lidah diikuti dengan air ludah yang banyak, berkeringat, dan pusing. Kemudian akan timbul kelemahan di seluruh badan yang berwal dari atas tubuh. Kematian terjadi karena kelemahan kontraksi jantung dan otot pernapasan. 60 % korban akan meninggal. Jika sudah melewati 24 jam memiliki prognosis baik.  Buntal yang paling beracun adalah buntal maki-maki.

Kepiting Karang
Keracunan makanan karena kepiting banyak terjadi di kepulauan Indo-pasif. Kepiting yang paling beracun adalah famili Xanthidae. Racun-racun pada kepiting berasal dari makanan yang dimakan yaitu alga yang beracun atau yang terkontaminasi bakteri. Beberapa toxin dari kepiting sama dengan ikan buntal.
Gejala bermula 15 menit sampai beberapa jam setelah makan. Biasanya berupa mual, muntah, diare, kelumpuhan pada anggota gerak dan mulut. Kematian dapat terjadi jika menyerang saraf.

Kepiting Kenari
Keracunan kepiting kenari (Birgus latro) biasanya dengan gejala mual, muntah, sakit kepala, menggigil, rasa pegal dan rasa lelah yang berujung kematian.

Penyu
Di beberapa tempat penyu dapat menyebabkan keracunan, hal ini disebabkan makanan penyu yang berupa ganggang atau ikan yang telah terkontaminasi dan beracun.

Kerang/kijing/remis
Pada daerah tertentu beracun karena kerang memakan mikroorganisme (dinoflagellata) yang membuat racun. Racun ini adalah saxotoxin yang larut air, dan tahan panas sehingga tidak hancur saat dimasak. Racun ini berefek pada saraf.
Gejalanya berlangsung dalam 30 menit  yaitu rasa baal pada bibir, lidah, gusi dan muka. Kemudian menyebar ke bawah dan diikuti dengan kelemahan otot. Dapat juga terjadi mual, muntah, diare dan sakit perut yang bertahan beberapa jam/hari.
Fauna Laut yang Menggigit (Menyerang)
Ikan Hiu
Sangat peka terhadap bau darah, bangkai, kilatan cahaya, benda berwarna, pukulan, ledakan, dan suara yang bising. Oleh sebab itu sangat ditakuti. Gigitan hiu sangat kuat sehingga sangat fatal.
Serangan hiu yang terbesar terjadi di daerah laut tropis dan subtropis yaitu antara 30o LU dan 30o LS. Kebanyakan terjadi bila suhu air lebih dari 21 o C dan biasanya pada bulan Januari pada jam 15.00 sd 16.00, tetapi ikan hiu mencari makan pada malam hari. Biasanya gigitan ini karena terjadi kesalahan identitas, misalnya manusia terlihat sebagai anjing laut yang merupakan makanan hiu. 
Untuk penanganan karena gigitan hiu dilakukan sebagai berikut:
  Segera lakukan tindakan resusitasi.
  Hentikan perdarahan dengan balut tekan, torniquet, atau tekanan pada arteri.
  Jika terdapat cairan infus di lapangan segera masukkan untuk menghindari shock.
  Evakuasi ke rumah sakit.

Pencegahan gigitan hiu:
  • Hindari medan yang banyak hiu, terutama petang dan malam hari. Gunakan pembatas/kurungan. Jaga kewaspadaan selama penyelaman, dan hindari kumpulan ikan.
  • Hindari air yang keruh, terowongan, dan lubang pengeluaran adalah tempat yang banyak hiu besar.
  • Cairan tubuh menarik hiu. Selama menstruasi wanita sebaiknya tidak menyelam.
  • Hindari memakai peralatan yang mengkilat atau berwarna cerah. Warna orange menarik hiu, sedangkan warna hitam kurang. Serangan juga banyak terjadi pada orang kulit putih.
  • Jauhkan ikan yang telah ditangkap, karena darahnya menarik hiu.
  • Adanya lumba-lumba tidak bertanda tidak ada hiu. Menyelam dengan waspada.
  • Jika bertemu di atas air, segera ke darat dengan tenang dan gerakan pasti, jika perlu menghadap ke arahnya, jangan tampakkan perasaan takut. Lawan jika ia menyerang.
  • Jika bertemu di dalam air, jangan langsung ke permukaan, sebaiknya bergerak ke lebih dalam. Bergerak ke karang dengan bagian belakang tertutupi. Melawan sangat sulit, tapi dapat dipukul di bagian hidung dan matanya. Takuti dengan gelembung udara yang berasal dari regulator. Atau lawan dengan bangstick (tombak) dan pisau selam. Paling modern dengan SharkPOD yang menggunakan listrik.

Ikan Barakuda
Ada 20 jenis barakuda. Ikan ini terdapat pada laut tropos dengan panjang dapat mencapai 2,5 meter. Ikan ini berwarna perak kebiruan dengan ekor bentuk V.
Ikan ini lebih ditakuti daripada ikan hiu karena merupakan perenang yang cepat dan gesit serta ganas, mulutnya besar penuh dengan gigi yang tajam. Ikan ini tertarik dengan segala sesuatu yang masuk dalam air terutama benda yang berwarna.
Ikan barakuda jarang menyerang pada penyelam di dalam air akan tetapi senang mengikuti penyelam. Barakuda sering menyerang penyelam yang berada di permukaan. Beda dengan gigitan hiu, gigitan barakuda berbentuk V sedangkan gigitan hiu berebentuk kurva yang sesuai dengan rahangnya. 
Barakuda tertarik dengan keributan di dalam air dan benda yang berwarna terang. Tindakan pencegahan dan penanganan  sama dengan hiu.

Needle Fish (Cucut)
Merupakan ikan permukaan yang banyak di lautan tropis, berwarna perak dan bergerak cepat. Pada cucut air tawar dapat tumbuh mencapai 2 meter. Pada bagian bibir terdapat duri yang panjang.
Biasanya menyerang nelayan yang sedang menarik pancing yang dimakan oleh ikan dengan terbang dan menusuk di dada, perut atau leher sehingga menyebabkan kematian.

Satu kasus kematian pada snorkeling terjadi karena ikan cucut  menusuk bagian perut dan menembus usus.

Moray
Terdapat pada perairan tropis dan subtropis. Ikan ini bentuknya seperti belut, panjang dapat mencapai 3,5 meter dengan diameter 35 cm dan mempunyai komposisi gigi yang kuat. Ikan  ini sebenarnya takut pada manusia, menyerang karena pertahanan diri karena diusik/dikagetkan. Dapat tumbuh hingga panjang 3 meter.
Ikan moray tinggal dilubang pada celah karang. Gigitannya sangat sukar dilepaskan sehingga luka bervariasi dari hanya tusukan atau luka terbuka. Gigitannya biasanya di lengan dan tangan terutama pada saat mendekat pada celah-celah karang.

Pencegahannya dengan memakai pakaian selam agar mengurangi bahaya gigitan. Jangan mengagetkan moray dari lubangnya.

Buaya Air Asin
Merupakan reptil air yang biasanya terdapat pada muara sungai  di dekat pantai, danau payau, dan hutan bakau. Yang paling ganas dari semua buaya adalah buaya air asin Crocodilus porosus) yang agresif terhadap manusia. Buaya ini banyak terdapat di India, Srilanka, Kepulauan Melayu, dan Australia. 
Dengan panjang 20 feet, dan berat lebih 2500 pound, buaya dapat bergerak di air dengan kecepatan 20 mph dan menyerang di darat pada jarak pendek dengan kecepatan 15-30 mph. Buaya memiliki gigi untuk menarik makanan ke dalam air dan langsung menelan, jika mangsa terlalu besar pada buaya air tawar akan dibusukkan terlebih dahulu. 
Biasanya menyerang orang yang berenang, tidak diketahui apakah menyerang orang yang sedang menyelam. Tetapi bila menyelam di dekat muara selalu waspada.


Flora dan Fauna Air Tawar dan Rawa
Lingkungan air tawar berbeda dengan air laut karena areanya sangat terbatas. Danau air tawar hanya sekitar 1,8 % luas bumi. Air tawar yang bergerak (sungai, dll) hanya 0,3 %. Lingkungan air tawar sangat berhubungan dengan kondisi daratan, paya, dan rawa.
Berdasarkan tembus tidaknya cahaya lingkungan air tawar dibagi menjadi.
Zona Fotik
Yaitu zona dimana cahaya masih dapat masuk. Disini banyak terdapat organisme yang melakukan fotosintesis.
Zona Afotik
Yaitu zona tidak tertembus cahaya atau sedikit tertembus cahaya. Di bagian ini banyak organisme yang heterotrof.

Sama halnya dengan laut. Lingkungan air tawar dibagi berdasarkan kedalaman menjadi tiga zona.
Zona Litoral
Merupakan zona dangkal di dekat pinggir kolam/danau.
Zona Limnetik
Yaitu zona permukaan air dalam yang dapat ditembus cahaya jauh dari tepian. Zona ini banyak dihuni plankton.
Zona Profundal
Zona ini dibawah zona limnetik. Hanya sedikit yang tertembus cahaya. Pada bagian dasar banyak terdapat hewan seperti siput dan cacing.

Mikroba Air Tawar
Sama berbahaya dengan air laut, air tawar juga mengandung bakteri yang berbahaya. Pencemaran pada sungai, danau dan perairan tawar juga semakin meningkat. Konsentrasi bakteri pada air tawar dipengaruhi cahaya, makanan bakteri, arus, dan adanya sedimentasi.

Berikut adalah beberapa mikroba air tawar yang berbahaya:
Aeromonas hydrophila
Merupakan bakteri yang menyukai air, tetapi dapat hidup di tanah. Bila luka terinfeksi akan cepat memerah dan terasa panas. Yang berbahaya adalah bila menyebar ke darah, tetapi ini biasa terjadi pada orang dengan kekebalan rendah.
Mycobacterium marinum
Lihat mikroba laut.
Amoeba
Acanthamoeba, dan Pfiesteria piscicida, merupakan amoeba yang hidup bebas dan dapat masuk lewat luka dan menyebar ke dalam darah, dapat juga masuk melewati hidung dan kemudian menyebar. Jenis lain yaitu Entamoeba coli, amoeba yang menyebabkan diare berdarah, dan disertai rasa sakit pada saat mengedan.
Hindari menyelam di air yang polusi, atau air yang berwarna kehijau-hijauan. Jagalah kebersihan medan penyelaman selama kegiatan menyelam.

Flora Air Tawar yang Berbahaya
Pada air tawar, cauca panas dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang yang cepat. Yang berbahaya adalah ganggang hijau-biru (Cyanophyta). Racunnya akan cepat terkumpul di air dan merupakan racun yang fatal bagi hewan yang meminum. Spesies dari ganggang ini adalah Microcystis aeruginosa, Aphanizomenon flos-aquae, Nodularia spumigena, Nostoc species, Oscillatoria agardhii, Anabaena spiroides, dan Anabaena flos-aquae. 
Pada manusia biasanya menyebabkan reaksi alergi, konjungtivitis, infeksi telinga, pembengakakan muka dan bibir, dan sakit perut.

Fauna Air Tawar yang Menyengat (Berbisa)
Beberapa fauna air tawar yang menyengat antara lain:

Stingray
Beberapa spesies stingray hidup di air tawar dan sungai, terutama di benua Amerika, Afrika, dan Indo-china. Pencegahan dan penanganannya sama dengan Stingray air asin.

Belut Listrik
Belut listrik ini terdapat di daerah Amazon. Orang dapat tenggelam setelah terkena sengatan belut ini. Menyukai daerah yang dalam. Jika jarak cukup dekat maka bagian tubuh terasa kesemutan. Tidak ada cara menghindari sengatannya.

Ular
Ular banyak terdapat di tepi sungai, rawa dan perairan dangkal.

Fauna Air Tawar yang Menggigit (Menyerang)

Anakonda/Sanca
Merupakan hewan rawa dan perairan dangkal. Sebenarnya tidak menyerang manusia jika tidak di provokasi. Ular ini dapat tumbuh sepanjang 30 feet. Beberapa kasus pernah dilaporkan pernah memakan wanita dan anak kecil.

Candiru
Ikannya kecil seukuran tusuk gigi dan hidup di sungai amazon. Ikan ini dapat masuk ke dalam uretra manusia. Pencegahannya dengan memakai pakaian yang ketat dan menghindari kencing di dalam air. Cara mengelurakannya dengan minum teh herbal (Genipa americana L) atau minum Vitamin C 2-5 g.

Buaya
Buaya dapat menyerang di baik dipermukaan maupun di dalam air ketika menyelam. Gunakan kurungan besi untuk menyelam.

Piranha
Merupakan hewan yang cukup buas dan memangsa dalam kawanan. Piranha tertarik dengan bau darah, dan biasanya menyerang hewan yang lemah. Piranha juga menyerang ke permukaan, seperti menggigit tangan yang dicelupkan ke dalam air.

 

Sumber:
USN Navy Diving Manual
Aurbach Wilderness Medicine