Teknik SCUBA Diving


Teknik Scuba Diving

Pada bagian ini akan dibahas mengenai prosedur standar dan teknik scuba diving. Diharapkan para calon penyelam dapat memahami dan mempraktekkan dengan benar. Hal ini sangat berguna bagi kegiatan penyelaman yang sebenarnya. 

Predive Procedures
Prosedur sebelum penyelaman termasuk persiapan peralatan, persiapan penyelam, dan melakukan inspeksi sebelum masuk ke dalam air.

Persiapan Peralatan
Sebelum melakukan penyelaman, penyelam harus melakukan inspeksi terhadap peralatan yang digunakan. Peralatannya harus standar, tidak boleh sembarangan, dan nyaman dipakai.

Tabung Selam
  • Lihat bagian luar tabung apakah terdapat karat, retak, penyok, dll yang menunjukkan dinding tabung tidak normal.
  • Lihat O-ring
  • Pastikan cadangan mekanis (reserve mechanism) tertutup (tuasnya berada diatas) menandakan tabung siap digunakan.
  • Ukur tekanan tabung menggunakan alat pressure gauge melalui prosedur sebagai berikut:
  • Pasang alat pressure gauge pada seal O ring berhadapan dengan katup tabung.
  • Tutup katup alat pressure gauge dan kemudian buka cadangan mekanis (tuasnya gerakkan ke bawah). Secara perlahan buka keran tabung. Lihat pergerakan di alat pressure gauge.
  • Baca tekanan di alat pressure gauge. Tabung tidak boleh digunakan bila tekanan tidak mencukupi untuk penyelaman.
  • Tutup keran tabung dan buka katup pressure gauge dan biarkan udara mengalir bebas.
  • Jika alat pressure gauge sudah menunjukkan angka nol, lepaskan alat dari tabung.
  • Jika tekanan tabung 50 psi atau lebih dari tekanan yang diharapkan, buka keran tabung untuk membuang kelebihan tekanan dan kemudian ukur kembali dengan alat pressure gauge.
Harnes straps dan Backpack
  • Cek kekuatan harness. Lihat apakah sudah memulai melonggar atau tidak.
  • Atur strap sesuai dengan penyelam dan coba tes apakah mekanisme quick-release bagus/tidak.
  • Cek backpack apakah ada retak dan kondisi lain yang membuat penyelaman tidak aman.
Breathing Hose (selang/pipa)
  • Cek selang dari kebocoran dan retak-retak.
  • Cek hubungan selang dengan regulator dan mouthpiece, dengan mencoba menarik selang.
  • Lihat klem selang apakah ada karat dan kerusakan lain, bila perlu ganti klem dengan yang baru.
Regulator dan Cara Merakit ke Tabung
  • Pastikan tekanan first stage telah di set 135 psig atau sesuai dengan pabrik yang mengeluarkannya.
  • Buka keran tabung sedikit. Hal ini dilakukan karena kemungkinan debu/kotoran pada lubang katup akan dapat terlepas/terdorong keluar.
  • Pasang regulator pada tabung, pastikan O ring sudah pada tempatnya (yoke).
  • Sebelum membuka hisap melalui mouthpiece untuk mengontrol baik tidaknya regulator.
  • Buka keran sampai penuh, kemudian kembalikan keran setengah putaran. Hal ini menghindarai kerusakan pada keran.
  • Coba bernapas 2-3 kali menggunakan mouthpiece.
  • Cek adakah kebocoran pada regulator dengan mendengar desis udara. Jika tidak terlihat masukan ke dalam tanki air.
  • Jika memasag SPG hubungkan dengan muara pada first stage yang bertuliskan HP. Arahkan SPG ke tempat yang aman saat membuka keran.
Bouyancy Compensator
  • Tiup BC untuk mengetahui kebocoran dah kemudian tekan dengan tangan supaya udara keluar.
  • Jangan pernah menghisap udara karena udara tiupan banyak mengandung karbondioksida.
  • Pasang selang BC pada muara tekanan rendah.
Masker
  • Cek seal masker dan strapnya.
  • Cek apakah ada keretakan pada seal/skirt atau kaca masker.
Fin
  • Cek adanya retak/patah/robek pada strap (bagian yang melekatkan pada kaki)
  • Cek blade fin adanya retak dsb.
Pisau selam
  • Cek ketajaman pisau selam
  • Pastikan pisau melekat dengan baik pada sarungnya.
  • Pastikan pisau mudah dikeluarkan dan tidak mudah lepas dari sarungnya.
  • Tempatkan di bagian yang mudah dijangkau dan aman. Jangan berada di sekitar weight belt, karena dapat mudah terlepas.
Snorkel
  • Lihat snorkel apakah ada sumbatan.
  • Pastikan katup berfungsi dengan baik.
Sabuk Pemberat
  • Cek kondisi sabuk pemberat.
  • Pastikan jumlah pemberat yang akan dipakai.
  • Cek apakah buckle quick-release berfungsi.
 Jam Selam
  • Pastikan jam dalam kondisi baik dan waktu yang tepat. Samakan waktu dengan tim selam.
  • Cek tali pengikat jam, terlalu kencang menyulitkan pergerakan, terlalu longgar akan mudah lepas.
Tolok Kedalaman (depth gauge) dan Kompas
  • Lihat jarum depth gauge apakah menunjuk angka nol dipermukaan laut. Jika perlu cek dengan yang lain sebagai perbandingan.
  • Jika perlu kompas dicek dengan cara yang sama.
Peralatan lain
Cek semua peralatan lain yang akan dipakai termasuk tabung dan regulator cadangan. Jangan lupa mengecek pakaian terutama penyelaman dengan dry suit.


Persiapan Penyelam dan Briefing
Setelah peralatan siap dan dalam kondisi baik, maka para penyelam diberikan briefing yaitu mengenai:
  Tujuan Penyelaman
  Waktu dan dalamnya penyelaman
  Tugas masing-masing penyelam
  Kesulitan, bahaya yang akan dihadapi, dan prosedur emergensi.

Mengenakan Peralatan
Walaupun penyelam diharuskan dapat memasang peralatan sendiri, namun dengan pertolongan asisten akan lebih baik. Berikut ini adalah urutan mengenakan perlatan selam yang harus diperhatikan:
  Pakaian selam. Pastikan proteksi pakaian selam sesuai kondisi medan penyelaman.
  Booties dan hood
  Pisau Selam
  BC
  SCUBA
Jika ditolong asisten, mintalah untuk memposisikan tabung dan penyelam mengatur dan  mengikat harness. Tabung scuba diposisikan setinggi mungkin, tetapi tidak menggangu pandangan penyelam. Pastikan BC sudah terhubungkan.
  Peralatan lain (Jam, kompas, depth gauge)
  Sabuk Pemberat
  Sarung Tangan
  Fin
  Masker dan snorkel

Menggunakan Peralatan di Permukaan dan di dalam Air
Jika tidak memungkinkan pemakaian peralatan di darat, maka peralatan selam dapat dipakai dipermukaan maupun di dalam air. Hal ini sering dipraktekkan di kelas kolam.
Cara memasang di permukaan sebagai berikut:
  • Pastikan BC terisi udara dan membuat tabung terapung.
  • Gunakan fin, masker, dan snorkel lalu masuk ke air.
  • Kempiskan BC sedikit sehingga tabung mudah di kontrol.
  • Pakai BC dan tabung. Bisa dengan satu-satu tangan, atau langsung dua tangan (dengan menjungkirbalik tabung ke belakang melewati kepala, atau dengan berenang ke bawah BC sambil memasukkan dua tangan). Pastikan leher tidak terlilit hose dan BC terpasang dengan benar.
  • Kesuksesan bergantung pengalaman dan kondisi medan.
Cara memasang di bawah air sebagai berikut:
  • Semua peralatan berada di dalam air kecuali pakaian selam dan jam tangan.
  • Masuk ke dalam air, ambil napas dua kali, dan lakukan dugdive ke tempat peralatan.
  • Pertama ambil mouthpiece, keluarkan air yang menyumbat, bernapas dengan santai.
  • Pasang BC dan tabung, caranya sama dengan di permukaan, pastikan leher tidak terlilit hose dan posisi BC benar.
  • Kenakan fin dan masker dilanjutkan dengan mask clearing.
  • Gunakan sabuk pemberat.
  • Naik ke permukaan atau menyelam dengan buddy.
  • Kesuksesan bergantung pengalaman dan kondisi medan.

Inspeksi Predive
Sebelum masuk ke dalam air harus dilakukan inspeksi predive yaitu:
  • Pastikan kesiapan fisik dan mental sebelum masuk ke dalam air.
  • Pastikan penyelam sudah memiliki peralatan minimum (SCUBA, masker, BC, sabuk pemberat, pisau selam, fins, jam, dan depth gauge). JIka menggunakan garis buddy hanya perlu satu jam selam dan satu depth gauge.
  • Pastikan tabung telah diukur tekanannya dan dapat dipakai sesuai rencana penyelaman.
  • Pastikan semua buckle quick-release dalam jangkauan.
  • Pastikan posisi sambuk pemberat sehingga mudah dilepaskan dan tidak terjepit dengan peralatan lain.
  • Pastikan BC tidak tertekan sehingga mudah mengembang.
  • Cek posisi pisau selam.
  • Pastikan kran tabung terbuka setengahnya (dengan membuka penuh lalu ditutup ¨ù sampai ¨ö).
  • Jika menggunakan double hose, pastikan pipa pengeluaran berada di sebelah kiri dan menghadap ke atas.
  • Coba bernapas dengan mouthpiece beberapa kali dan pastikan bernapas dengan nyaman.
  • Jika menggunakan single hose, tekan tombol kuras  dan lepaskan,  dengar adanya udara keluar. Kemudian coba bernapas dengan mouthpice.
  • Pastikan reserve mechanism dalam posisi tertutup (tuas berada diatas).
  • Review briefing. 
Water Entry dan Descent
Sekarang penyelam sudah siap masuk ke dalam air dan turun ke kedalaman. Inspeksi dilakukan oleh partner selam.
Water Entry
Ada beberapa cara masuk ke dalam air, hal itu tergantung medan penyelaman dan landasan yang digunakan. Jika memungkinkan entry ke dalam air menggunakan tangga terutama jika keadaan air belum dikenal. 
Berikut aturan yang diaplikasi dalam semua metode entry:
  • Perhatikan timing sebelum melakukan entry.
  • Dekatkan dagu ke dada. Pegang tabung dengan satu tangan untuk menghindari benturan peralatan selam di belakang kepala.
  • Tekan masker dengan jari (telunjuk dan tengah) dan mouthpiece dengan telapak tangan.
Berikut ini metode water entry:
Step-In Method/ Standing Front Entry
Metode ini sering digunakan dan sering digunakan bila landasan statis seperti kapal yang besar atau dermaga. Penyelam harus melangkah yang besar (Giant Step), dan kaki harus dijaga pada langkahnya tanpa adanya gerakan lompatan dan jangan ditarik lagi. Biarkan kaki tetap terentang hingga menyentuh permukaan air. Usahakan tubuh agak cenderung ke depan sehingga kepala tidak membentur tabung. Pada waktu kaki menyentuh air, kedua kaki dikatupkan kembali untuk menjaga posisi penyelam agar tetap di permukaan.
Real  Roll Method
Bila menggunakan kapal yang kecil atau perahu karet, gunakan metode ini, karena apabila penyelam yang memakai peralatan lengkap berdiri di samping kapal akan mempengaruhi keseimbangan kapal  yang akhirnya membuat penyelam susah menjaga keseimbangan.
Untuk melakukan ini penyelam duduk di pinggir dan mengahadap ke dalam perahu. Dengan dagu ditekuk dan memegang masker dan mouthpiece, penyelam berguling ke belakang. Gunakan tenaga sehingga jungkir balik penuh. 
Side Roll
Posisi penyelam duduk ditepi perahu sejajar dengan lambung perahu. Cara ini jarang digunakan. Dengan memegang masker dan mouthpiece penyelam terjun ke arah air. Cara ini lazim digunakan oleh under water demolation team (UDT) atau regu penghancur bawah air, yang harus masuk ke air sementara perahu karet tetap melaju cepat.


Front Roll/ Sitting front entry
Cara ini akan sangat berguna jika akan masuk air dari dermaga yang rendah ataupun plat form. Penyelam duduk di pinggir perahu , dengan fin berjuntai dan menghadap  ke air. Kemudian dengan badan condong ke depan, tempatkan tangan di kedua sisi, berputarlah dan masuk ke air. 
Rear Step-In Methode
Modikasi dari Step-In . Bedanya penyelam menghadap kapal, dan kemudian melangkah ke belakang menjauhi  kapal.
Water Entry Daerah Pantai
Tergantung dari kondisi gelombang dan landasan pantai. Jika ombak tenang dan landasan pantai landai, dapat berjalan di air dengan fin dilepas sampai air cukup dalam untuk berenang.
Jika ombak besar dan  landasan pantai curam, gunakan fin dan jalan mundur membelakangi gelombang. Setelah cukup dalam untuk berenang balikkan tubuh ke belakang dan berenang memecah gelombang.

Surface Swimming/Snorkeling
Kapal seharusnya dekat dengan tempat penyelaman. Ketika berenang maka rekan selam sebaiknya melakukan kontak visual dengan rekan lainnya sehingga berenang lancar dan tidak membentur satu sama lain. Faktor yang paling penting dalam berenang dengan SCUBA adalah gerakan yang relax untuk menghemat energi. Penyelam harus tetap  memakai masker dan bernapas melalui snorkel. Jika menggunakan regulator, pegang mouthpiece sehingga udara tidak mengalir bebas keluar sistem SCUBA.
Penyelam sebaiknya hanya menggunakan kaki untuk mengayuh  dan sedikit menggunakan paha. Jangan sampai mengangkat  fin dari dalam air. Penyelam dapat mengubah posisi dengan punggung mengahadap ke dalam air  dan tetap bergerak dengan kayuhan fin. Bisa juga dengan memompa BC, tetapi sebelum turun ke dalam BC harus dikosongkan dulu.

Predescent Surface Check
Sebelum turun ke kedalaman.Penyelam  harus melakukan final check terhadap peralatan. Para penyelam harus:
  • Mengecek pernapasan dengan mouthpiece. Udara harus keluar sesuai dengan tekanan negatif yang diberikan penyelam dan tidak menyedot dengan kuat.
  • Cek peralatan partner apakah terdapat kebocoran yang biasanya terletak pada sambungan (regulator, keran tabung, hose, dll).
  • Cek strap partner apakah terlipat/tidak dan terlihat longgar.
  • Cek masker apakah masuk air. Jika kemasukan air hilangkan dengan mask clearing.
  • Cek Bouyancy. Bouyancy harus netral dengan mengatur udara di dalam BC. Kondisi dianggap netral jika batas permukaan air berada diatas masker tanpa menggerakkan fin.
  • Jika menggunakan dry duit, lihat apakah ada kebocoran.
  • Orientasi posisi menggunakan kompas atau menggunakan lainnya.
  • Berikan tanda OK jika sudah selesai dan siap turun ke dalam air.
Bouyancy Control
Untuk mengatur keterapungan, penyelam harus mengontrol boyancy. Selama menyelam bouyancy harus netral, dalam arti penyelam melayang di dalam air. Jika naik usahakan jangan menggunakan BC, kecuali keadaan darurat atau susah naik keatas.
Bouyancy biasanya dikontrol di tombol mekanik di bahu sebelah kiri, aturlah masuk keluarnya udara dalam BC dengan tombol ini. Jika ingin turun, maka bergerak ke depan dalam posisi horizontal lalu diam, sambil mengatur tombol BC. Jika permukaan air sudah berada di mata dengan kepala ke depan anggap itu bouyancy netral.
Cara mengatur BC
Di permukaan 
Penyelam berada di tempat dalam dengan posisi berdiri dengan mulut m eniup penuh BC nya melalui oral inflator. Pengendalian romphi apung dengan cara mengatur udara di BC sampai batas permukaan air berada di mata.  
Di kedalaman 
Penyelam di kedalaman mengatur netral buoyancy dengan cara mengisi udara ke BC baik lewat oral inflator maupun mekanikal inflator.

Descent
Untuk turun ke bawah penyelam dapat berenang ke dalam, menggunakan tali turun untuk menarik tubuh ke bawah, atau menelusuri lengkung landas pantai. Kecepatan turun tergantung proses equalising yang dilakukan tetapi tidak boleh lebih dari 75 feet/menit (25 m/menit ? 0,42 m/detik). Jika salah satu teman mengalami kesulitan equalising, maka lebih baik jangan turun ke bawah, naik sedikit sehingga lebih enak dan lakukan equalizing kembali. Jika tetap mengalami equalizing segera naik ke atas dan batalkan penyelaman.
Apabila jarak penglihatan dalam air sangat kurang, rentangkan tangan untuk menghindari rintangan.
Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan maka cek dan lihat lingkungan sekitar.
Equalizing
Review dari bab sebelumnya, lakukan equalising mulai dari kedalaman 4 feet (1,3 meter), jangan sampai dimulai pada saat sudah sakit. Jangan terlalu keras melakukannya. Metode equalizing ada 2 cara yaitu Manuver Valsava dan Frenzel.
  • Manuver Valsalva yaitu meniup udara melawan dengan bibir dan hidung tertutup dan lidah ke arah belakang untuk meningkatkan tekanan rongga faring yang diteruskan ke dalam telinga tengah melalu tuba eustachius. Manuver ini juga dapat membuka tuba eustachius yang tertutup. Biasa disebut mengedan. 
  • Manuver Frenzel yaitu dengan menelan dengan lidah ke belakang dimana bibir ditutup dan lubang hidung di tekan (memencet hidung).

Underwater Procedures
Bottom time merupakan hal utama dalam SCUBA diving, hal ini karena udara sangat terbatas. Penyelam harus mengehemat energi dan dapat secara tiba-tiba menghentikan penyelaman dan naik ke atas. Penyelam juga harus waspada dan melihat kondisi penyelam lainnya.

Teknik Bernapas
Pada penyelam yang baru biasanya gugup dan bernapas dengan cepat dan dalam. Ajarkan supaya bernapas dengan santai, pelan, dan tidak tergesa-gesa. Bila masih belum dapat diatasi segera naik ke permukaan.
Jangan pernah melakukan ¡°skip breathing¡± dimana bertujuan menghemat udara. Hal ini mengakibatkan hiperkapnea.
Penyelam dapat mengalami kesulitan bernapas dari mouthpiece atau udara terasa kurang saat disedot sehingga harus dengan kuat,  jika tabung masih banyak terisi udara, hal itu disebabkan masalah regulator, segera naik ke permukaan.
Hal diatas juga dapat terjadi jika tabung sudah mulai habis, untuk itu buka cadangan mekanis dan segera naik ke permukaan. Jika menggunakan SPG, hentikan penyelaman jika tekanan tabung turun menjadi 500 psi (satu tabung) atau 250 psi (dua tabung).

Mask Clearing
Air mungkin sedikit masuk ke dalam masker. Hal ini dapat membantu membersihkan fog yang menempel di kaca. Namun dalam jumlah besar tentunya akan tidak nyaman sehingga harus dikeluarkan dengan mask clearing.
Jika masker mempunyai katup kuras, miringkan masker kearah katup kuras (biasanya dengan menunduk bila katup kuras di didepan),  tekan masker sedikit kemuka dan keluarkan udara dengan cepat melalui hidung. Hal ini membuat air keluar melalui katup.
Jika masker tidak punya katup kuras. Gunakan metode sesuai gambar. Yang sering digunakan adalah head up method. Yaitu angkat kepala sehingga masker agak keatas sehingga air terkumpul di daerah bawah. Tekan bagian atas masker sehingga seal bagian bawah agak terbuka dan langsung keluarkan udara lewat hidung. Lepaskan tekanan dengan cepat sehingga seal bagian bawah menempel kembali.
Jangan panik dalam melakukan ini. Cobalah berlatih dengan menggunakan snorkel saja sehingga kepercayaan diri meningkat jika menggunakan SCUBA.
Pemilihan masker juga harus mempertimbangkan faktor kenyamanan dalam melakukan mask clearing. Jika masker mudah masuk air segera batalkan penyelaman, dan ganti dengan masker yang lain karena udara akan habis untuk mask clearing. Sering mask clearing juga menurunkan kewaspadaan dalam penyelaman. Gunakan antifog sebelum masuk ke dalam air, dan jangan mengandalkan mask clearing untuk menghilangkan fog.

Hose and Mouthpiece Clearing
Mouthopiece dan hose dapat masuk air ketika dikeluarkan dari mulut dan masuk ke dalam air. Jika menggunakan single hose, itu bukan masalah besar karena untuk mengeluarkan air bisa menekan tombol kuras (biasanya di depan mouthpiece).
Untuk double hose, penyelam harus meyelam posisi horizontal dan memegang mouthpiece. Kemudian hembuskan udara ke dalam mouthpiece sehingga air yang masuk keluar lewat pipa pengeluaran (exhaust). Jangan bernapas dalam, sewajarnya saja. Jika masih ada air yang masuk lakukan hal yang sama dan kemudian bernapas wajar. Apabila tidak dapat bernapas, jungkir balik ke belakang sehingga udara mengalir bebas dari regulator.

Regulator Recovery
Jangan panik ketika mouthpiece lepas dari mulut. Jangan panik mencari hose nya. Jika lepas ada dua cara untuk mencari mouthpiece yang sudah berada di belakang.
Miringkan badan ke arah kanan dan tangan kanan direntangkan ke belakang dan tarik ke depan seperti gerakan mengayuh. Hose akan melintangi tangan dan akan terpegang.
Cara kedua yaitu dengan tangan kiri miringkan tabung scuba ke arah kanan dari belakang. Tangan kanan bergerak keatas dan mencari hubungan hose dengan first stage. Biasnya untuk mouthpiece adalah pipa paling atas sebelah kanan. Setelah menemukan hubungan hose maka carilah mouthpiece.

Teknik Berenang
Pada penyelaman, semua gaya dorong berasal dari kaki. Tangan hanya digunakan untuk manuver. Tendangan kaki lebar, santai, dengan gaya dorongan terutama dari paha. Lutut dan pergelangan kaki harus relax. Ritme tendangan kaki harus dipertahankan jangan sampai membuat lelah atau kram.
Jika sudah mahir dapat menggunakan dolphin kick. Dolphin kick dilakukan dengan menggerakkan langsung kedua kaki secara berirama seperti gaya kupu-kupu.

Komunikasi
Untuk penyelam rekreasi di dalam air dapat menggunakan isyarat  tangan. Sebenarnya komunikasi dalam SCUBA terdiri dari through-water communication systems (AM dan SSB), hand signals (isyarat tangan), slate boards (sabak), dan line-pull signals. 
Jika penyelam masih di permukaan dapat menggunakan suara. Untuk itu hapalkan isyarat tangan yang sering dipakai dalam selam.

Buddy Diver
Menyelam adalah kegiatan yang berisiko tinggi, terlebih-lebih bila penyelaman itu dilakukan seorang diri. Bila terjadi suatu keadaan darurat yang membahayakan keselamatan jiwa dan raga, tidak akan ada orang yang mengetahui dan membantu kesulitan tersebut. Oleh karena itu dunia penyelaman menganut dan mempraktekan prinsip penyelaman yang mengatakan never dive alone. Jadi menyelamlah selalu dalam suatu team dengan sistim mitra (buddy sistim).
 Berikut ini peraturan dasar buddy:
  • Selalu mempertahankan kontak dengan partner selam. Jika jarak penglihatan baik, pastikan partner selam dalam penglihatan. Jika jarak penglihatan buruk seperti air yang sangat keruh, gunakan buddy line.
  • Tahu arti isyarat tangan dan line pull signal.
  • Jika isyarat  telah diberikan, maka harus di respon secepatnya. Jika tidak direspon maka anggap suatu keadaan emergensi.
  • Monitor pergerakan dan kondisi partner selam. Ketahui gejala penyakit penyelaman. Jika partner selam terlihat tidak seperti biasanya, pastikan penyebabnya, dan ambil tindakan untuk menghilangkannya.
  • Jangan meninggalkan partner selam  walaupun partner sedang terperangkap dan tidak dapat lepas tanpa pertolongan. Jika tidak bisa ditolong, panggil penyelam lain dengan menandai lokasi selam dimana partner kita terperangkap.
  • Jika salah satu partner selam membatalkan penyelaman dengan berbagai alasan, maka yang lain juga harus naik ke atas.
  • Tahu bagaimana melakukan buddy breathing.
Buddy Breathing
Jika penyelam kehabisan udara, atau terjadi kerusakan SCUBA, maka mouthpiece dapat digunakan bersama partner selam. Jika penyelam mempunyai octopus tentunya sangat mudah. Bila hanya punya satu mouthpiece, maka lakukan buddy breathing. Buddy breathing dilakukan dengan berhadapan, dan bergantian bernapas sambil naik ke permukaan. Prosedurnya sbb:
  • Penyelam yang kekurangan udara harus tenang dan memberikan isyarat tangan ke partnernya dengan menunjuk ke arah mouthpiece. 
  • Kedua penyelam saling memegang lengan masing-masing sehingga jarak tidak terlalu jauh. Berikan oktopus. Jika tidak ada lanjut ke prosedur selanjutmya.
  • Penyelam yang menolong bernapas dulu lalu memberikan mouthpiece ke penyelam yang ditolong. Penyelam yang ditolong jangan memegang mouthpiece. Mouthpiece diarahkan oleh penyelam penolong ke arah mulut yang ditolong. Kedua penyelam harus menjaga kontak tangan dengan mouthpiece.
  • Mouthpiece mungkin kemasukan air. Oleh karena itu tekan tombol kuras sebelum masuk ke mulut atau mengeluarkan napas ke dalam mouthpiece sebelum mengambil napas.
  • Penyelam yang ditolong mengambil dua napas dan mengembalikan ke penolong. Tekan tombol kuras dan penyelam penolong bernapas dua kali.
  • Lakukan hal ini dengan ritmis dan jangan tergesa-gesa. Jangan naik ke atas jika tidak melakukan siklus yang benar.
  • Jika naik ke permukaan jangan lupa mengeluarkan napas untuk menghindari barotrauma.
Adaptasi dengan Kondisi Air
Dengan melihat kondisi bawah air yang berbeda-beda, maka penyelam harus melakukan adaptasi.
  • Jika tempat penyelaman berlumpur. Penyelam jangan menyentuh dasar, cukup 2-3 feet diatas lumpur. Hindari mengayuh terlalu kuat sehingga lumpur dapat naik ke atas.
  • Hindari menyentuh karang dan dasar berbatu karena dapat melukai dam menggores kulit.
  • Hindari perubahan kedalaman secara tiba-tiba. Pertahankan kedalaman penyelaman, jangan naik turun.
  • Jangan membelok terlalu jauh dari tempat penyelaman.
  • Waspada terhadap efek cahaya di dalam air. Objek terlihat membesar dan dekat.
  • Waspada terhadap arus yang kuat, terutama arus celah. Jika terbawa arus, relax, jangan melawan. Jika arus sudah mulai lemah berenaglah menghindarinya. Jangan mencoba melawan arus.
Ascent Procedures
Setelah waktu penyelaman dicapai, maka salah satu penyelam harus memberi isyarat untuk naik ke atas. Penyelam tidak boleh naik dengan cepat melebihi 30 feet/menit USN (0,12 m/detik). Bernapas secara normal, jangan menahan napas selama naik karena menyebabkan emboli udara.
Ketika naik ke atas, lakukan dengan memutar badan 360 derajat sehingga dapat melihat sekitar dan satu tangan dinaikkan ke atas untuk mengetahui apakah ada yang menghalangi. Naik harus bersama-sama dengan buddy.
Untuk menghindari cedera pada waktu muncul ke permukaan penyelam harus selalu melihat ke atas, menggapai dan kemudian muncul perlahan-lahan berputar 360o sambil tetap mengawasi permukaan. Manufer ini penting sekali,  terutama pada tahap 10 feet terakhir untuk sampai di permukaan.

Tehnik muncul terkendali (slow ascent)
Penyelam harus selalu naik ke permukaan dengan lambat. Kecepatan aman untuk naik adalah 60 feet per menit. Cara mengetahui kecepatan yang paling mudah adalah melihat gelembung udara yang paling kecil dan tidak boleh mendahului.

Tehnik muncul bebas 
Penyelam melakukan surface dive, berenang ke dasar kemudian melepaskan snorkel dan naik ke permukaan secara perlahan-lahan sambil menghembuskan nafas terus-menerus hingga muncul ke permukaan. Posisi kepala menengadah, pandangan dan tangan mengarah ke atas.

Emergency Swimming Ascent (ESA)
Pada saat terjadi udara pada tabung habis, seorang penyelam harus melakukan tehnik muncul darurat dengan cara melepaskan regulator dari mulut, naik ke permukaan secara vertikal dengan perlahan-lahan dan menghembuskan nafas secara terus-menerus hingga mencapai kedalaman 10 feet, pada kedalaman tersebut posisi badan berubah menjadi horizontal, kepala menengadah keatas, tangan mengembang, hingga sampai ke permukaan. Pada keadaan tertentu weight belt dapat dilepas untuk mendapatkan tambahan daya apung positif.

Emergency Free- Ascent Procedure
Jika penyelam kehabisan udara atau SCUBA terjepit sesuatu, dan partner selam terlalu jauh untuk menolong maka lakukan prosedur ini:
  • Lepaskan peralatan dan objek yang dipegang tangan.
  • Lepaskan sabuk pemberat.
  • Jika SCUBA terjepit dan harus ditinggalkan, lepaskan buckle BC pada pinggang, dada, bahu, dan pangkal paha. Keluarkan satu tangan dulu, baru tangan yang lainnya lagi. Metode lain adalah dengan menjungkirbalik tabung scuba di atas kepala dan sehingga kedua tangan langsung terlepas. Pastikan hose tidak menjepit leher.
  • Jika hanya kehabisan udara, lepaskan objek yang ada di tangan, lepaskan sabuk pemberat, dan kembangkan BC. Jangan melepaskan tabung SCUBA kecuali alasan mutlak.
  • Jika penyelam tidak sadar, partnernya harus berenag ke arahnya dan mengembangkan BCnya sambil membawa korban keatas. Sabuk pemberat juga dapat dilepaskan. Pegang korban, jangan sampai lepas.
  • Keluarkan napas selama naik ke permukaan, jangan ditahan dan panik.
Decompression
Jika penyelam diharuskan melakukan Deco Stop, maka berhenti di kedalaman Deco Stop. Masing-masing penyelam atau satu orang dapat menghitung waktu Deco. Setelah waktu Deco tercapai, naik ke permukaan atau stasiun Deco selanjutnya.

Snorkel Clearing
Jika sudah berada dipermukaan, maka bernapaslah dengan snorkel. Hal ini dilakukan karena tabung sudah habis dan menghemat udara.. Untuk mengetahui snorkel masuk air biasanya terdengar air masuk di pipa snorkel di bagian kiri. Snorkel clearing dilakukan melalui dua cara:
Popping 
Cara menghilangkan air dari snorkel dengan cara menghembuskan udara ke dalam snorkel sehingga air di dalam snorkel hilang Pertama-tama keluarkan air di. Air akan keluar lewat lubang atas dan katup kuras dan kita dapat bernafas.  
Water displacing method 
Cara snorkel clearing dengan metode ini sangat membantu, karena tidak perlu meniup udara dengan keras. Pada saat penyelam mendekati permukaan dengan tangan ke atas tengadahkan kepala sehingga ujung atas snorkel mengarah ke bawah dengan menghembuskan secara perlahan dan terus-menerus akan mengakibatkan udara yang dihembuskan menahan air masuk ke snorkel sewaktu penyelam menuju ke atas. Setelah penyelam sampai di permukaan dan posisi berenang, maka ia akan dapat menghirup udara tanpa harus meniup snorkel karena snorkel telah bersih dari air.

Surface and Leaving Water
Ketika sampai ke atas cepat lokalisasi kapal. Baik dengan melihat, mendengar suara propeller. Lihat juga apakah ada penyelam lain yang masih berada di dalam air.
Pada saat penyelam sudah berada di permukaan, namun jauh dari kapal maka penyelam dapat berenang menuju ke kapal. Berhubung penyelam masih menggunakan peralatan selam lengkap, maka cara yang terbaik dan tidak melelahkan adalah dengan mengisi udara ke BC untuk mengurangi beban tersebut dan berenang dengan menggunakan snorkel menuju ke kapal.
Jika ingin naik ke kapal dengan mudah, lepaskan sabuk pemberat dan minta penolong memegangnya. Jika kapal mempunyai tangga, maka lepaskan fin dan naik keatas. JIka menggunakan boat yang kecil, penyelam yang sudah berada di boat harus duduk sehingga tidak membuat kapal oleng.

Keadaan Darurat Penyelaman
Keadaan darurat selalu dimungkinkan terjadi pada setiap penyelaman, betapapun sempurnanya persiapan untuk itu telah dilakukan. Cukup banyak variabel yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor penyebabnya. Kondisi penyelaman, panik, cuaca, kedalaman, kerusakan peralatan dan seterusnya. Keadaan ini bila tidak segera ditanggulangi secar a tepat dan cepat sangat potensial menjadi penyebab terjadinya kecelakaan penyelaman.
Ironisnya sebagian besar kecelakaan penyelaman justru terjadi pada saat seorang penyelam sudah mulai merasa berpengalaman (kawakan), merasa cukup mampu menangani masalah penyelaman. Suatu keadaan yang cenderung membuat orang menjadi lengah dan ceroboh. Kelengahan dan kecerobohan di sini mencakup fisik maupun mental. Kelengahan mental menyebabkan   "human error" , atau kekhilafan manusiawi yang bila dihadapkan pada kondisi rawan dapat berakibat fatal. Human error / kekhilafan manusiawi, itulah sebab utama terjadinya kecelakaan penyelaman. 
Oleh karena itu tetap relevan untuk dianjurkan agar para penyelam senantiasabersedia melatih diri, mempersiapkan diri, briefing, de-briefing, dive planning, check dan re-check peralatan sebelum menyelam, mempelajari kembali prosedur-prosedur baku dalam penyelaman dan sebagainya. Filosofinya, lebih baik belajar mengenali dan menghindari bahaya sebelumnya daripada mengatasi bahaya setelah terjadi, karena hasilnya sangat spekulatif.

Keadaan Tanpa Udara
Dari sekian banyak keadaan darurat yang dapat terjadi setiap kali menyelam, situasi  "tanpa udara"  merupakan hal yang paling riskan penanggulangannya. Bertahun-tahun orang memperdebatkan jalan atau cara apa yang terbaik untuk dilakukan jika menghadapi keadaan "kehabisan udara" . Pada kenyataannya, tidak ada satu carapun yang dapat disepakati sebagai cara yang memuaskan dan memberikan jaminan keselamatan bagi pelakunya. Persatuan Olah raga Selam Seluruh Indonesia, menawarkan beberapa cara atau prosedur yang dianggap "layak"  untuk mengatasi keadaan darurat tersebut. 

Cara menghadapi keadaan darurat dibedakan dalam 2 kategori, yaitu:

Dengan "bantuan"
Menghadapi keadaan darurat penyelaman dengan bantuan dibagi menjadi 2 yaitu:
Octopus Assisted Ascent (OAA).
OAA dapat dilakukan dalam hal seorang penyelam memberikan bantuan udara kepada mitranya yang kehabisan udara, melalui  "extra second stage"  yang lazim disebut   "octopus" . Cara ini relatif aman dan mudah pelaksanaannya karena masing-masing penyelam bernapas melalui sebuah  "second stage"   tersendiri.
Buddy Breathing (BB).
Dilakukan dengan cara bergantian bernapas melalui satu "Second Stage"  dari satu regulator dari si penolong (Donor). Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik ke permukaan secara terkendali, karena itu BB sering juga disebut  buddy breathing ascent  (BBA).

Dengan "Berdikari"
Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus dilakukan sendiri oleh penyelam, dalam hal tidak ada lagi mitra yang bisa dimintai bantuan. Ada dua macam cara  "berdikari"  yang bisa dilakukan yaitu:
Emergency Swimming Ascent (ESA)
Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara berdikari yang terpenting, dimana si penyelam yang kehabisan udara berenang ke permukaan secara terkendali sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang berlebihan.
Buoyancy Ascent (BA)
Adalah prosedur  "Berdikari"  pilihan terakhir. Dilakukan dengan cara membuang  weight belt  dan menggunakan daya apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di kedalaman.   Buoyancy ascent  dipraktekkan jika penyelam serius meragukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai permukaan dengan berenang.  Buoyancy ascent  dari kedalaman sangat berbahaya karena ada kemungkinan gerak laju ke permukaan menjadi tidak terkendali.     Buoyancy ascent  ini sering disebut pula emergency/exhaling buoyancy ascent.

Apabila sungguh-sungguh menghadapi keadaan darurat dalam arti kehabisan udara, cobalah mengikuti prosedur di bawah ini melalui urutan teratas yaitu:
  1. Berhenti dan berpikir. Hentikan manuver dan berpikir secara wajar tentang situasi yang sedang anda alami; 
  2. Hembuskan udara lambat-lambat (kalau masih ada) dan perhatikan SGP.
  3. Jika SGP masih menunjukkan : -adanya tekanan udara, maka tekanlah tombol kuras; - tidak ada tekanan udara, cek katup tabung, mungkin tombol katup masih dalam posisi "off" yang biasanya terjadi pada awal penyelaman.
  4. Usahakan untuk menarik napas lagi kalau masih ada hantaran udara, beri isyarat pada mitra dan jelaskan keadaannya. Bila tekanan udara pada posisi cadangan, hentikan penyelaman dan naik saja ke permukaan.
  5. Bila tidak ada hantaran udara, mintalah mitra untuk melakukan OAA / BB. Bila mitra telah jauh, pilih manuver ESA / EBA (sebagai alternatif terakhir).
  6. Bila mitra tidak bisa diajak komunikasi dan tidak mengerti situasi yang hadapi, maka lakukanlah ESA / EBA sebagai alternatif terakhir.
Postdive Procedures
Setelah semua meninggalkan penyelaman lakukan briefing ulang mengenai:
  Tujuan yang telah dicapai.
  Hambatan dan masalah yang terjadi.
  Kondisi fisik penyelam.
  Kerusakan peralatan.
Setelah semua mencapai tempat maka peralatan harus dibersihkan dan disimpan sesuai prosedur.
Logging penyelaman 
Membiasakan penyelam membuat catatan setelah selesai acara latihan, secara cermat tentang : 
  kedalaman; 
  bottom time; 
  jarak pandang; 
  temperature; 
  repetitive dive 
Catatan tersebut ditulis pada sebuah buk u yang wajib dimiliki oleh setiap penyelam yang lazim disebut "Diver Log Book". 




Isyarat pada Penyelaman

Isyarat
Isyarat sangat diperlukan untuk dapat berkomunikasi di dalam air  maupun dari dalam air dengan permukaan. Macam isyarat tersebut antara lain isyarat tangan, penglihatan, suara, sentuhan, dll. Semua isyarat dapat dipergunakan disesuaikan dengan kondisi saat itu.
Pengetahuan tentang isyarat dalam penyelaman mempunyai tujuan untuk mempermudah komunikasi antar penyelam sehingga kegiatan penyelaman akan mencapai kesuksesan, aman, dan selamat. Untuk itu adakan kesepakatan berkomunikasi dengan mitra sebelum memulai penyelaman.
Isyarat paling sederhana dan praktis adalah isyarat tangan, untuk itu setiap penyelam dianjurkan mengetahui arti dari isyarat tangan tersebut.  Dengan demikian, komunikasi di dalam air menjadi mudah dan pesan dapat disampaikan dengan tepat.










Sumber:
USN Diving manual 6th
Sumber elektronik